Berikutadalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara : 1. Usia Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun. 2. Haid pertama di usia kurang dari 10 tahun atau menopause (berhenti haid
6. Merokok Racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh jadi lebih sulit untuk membunuh sel kanker. Bila ini terjadi, sel kanker akan terus tumbuh dan berkembang tanpa henti. Ditambah lagi, zat yang terkandung pada rokok bisa merusak atau mengubah DNA sel. DNA yang rusak akan membuat sel mulai tumbuh di luar kendali dan menimbulkan tumor kanker. Kebiasaan merokok sudah sering menjadi penyebab kematian akibat kanker. Bahkan kebanyakan kasus kanker paru-paru terjadi karena penyebab ini. 7. Agen penyebab infeksi Agen infeksi seperti virus, bakteri, dan parasit ternyata juga dapat menyebabkan kanker atau jadi faktor yang meningkatkan risiko terbentuknya kanker. Beberapa virus dapat mengganggu sinyal yang menjaga pertumbuhan sel agar tetap terkendali. Infeksi juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi berkurang. Sebagian besar virus yang terkait dengan peningkatan risiko kanker dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui darah atau cairan tubuh lainnya. Salah satu jenis virusnya adalah human papillomavirus HPV. Cegah kanker dengan menjauhi faktor risiko Karena beberapa faktor risiko kanker berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari, maka pastikan Anda menjauhinya dengan melakukan perubahan ke arah yang lebih sehat. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker adalah makan makanan yang sehat dengan porsi secukupnya, olahraga secara rutin, membatasi minum alkohol, dan berhenti merokok. Bila Anda memiliki keluarga dengan riwayat kanker, ada baiknya Anda menjalani skrining secara berkala. Tes skrining dapat membantu mendeteksi kanker pada tahap awal sebelum gejala muncul. Semakin cepat kanker terdeteksi, maka penyakit mungkin akan lebih mudah untuk diobati.
Beberapafaktor risiko yang menyebabkan kanker serviks antara lain usia, usia menikah pertama kali, paritas, merokok, riwayat keluarga menderita kanker serviks, status ekonomi, kekebalan
Kanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakan meningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinik ginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnya penyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun, multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiri dari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker penelitian adalah ada hubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengan sakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengan kejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker servik sehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan preventif. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 20 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Jurnal Riset Kesehatan RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANKANKER SERVIK; STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANGAziyah Aziyah* ; Sri Sumarni ; Ngadiyono NgadiyonoPoltekkes Kemenkes SemarangJl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; SemarangAbstrakKanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakanmeningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinikginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnyapenyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun,multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitianobservasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakandalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiridari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker servik. Hasil penelitian adalah adahubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengansakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengankejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkantenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker serviksehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan Kunci faktor resiko; kanker servik; riwayat KBAbstract[RISK FACTORS RELATED TO SERVICES CANCER COSTS; CASE STUDY IN DR. KARIADIHOSPITAL SEMARANG] Cervical cancer is one type of cancer which is not a contagious disease. Itincreases every year. The cervical cancer visit increases in the last years at gynecological clinic ofSemarang Kariadi Hospital. Many risks factors may contribute to the onset of cervical cancer includinghistory of first sexual intercourse before the age of 20 years, multiparity, history of oral contraceptive,unhealthy behavioral factors, and heredity. The purpose of this study is to analysis the risk factors onthe patient of cervical cancer in gynecological clinic of Semarang Kariadi Hospital research isa quantitative study. The design is a correlative analytical observational study using a cross-sectionalapproach. The sample used in this study is a total sampling. The technical sampling was an accidentalsampling. The number of sampel were 103 respondents consisting of 68 respondents cervical cancerand 35 respondents were not cervical cancer patients. The result shows that there is a relationshipbetween the age of first intercourse p-value= OR the status of parity p-value= contraception hormonal p-value= OR history of descent with cancer pain p-value= OR and vaginal hygiene behavior p-value= OR and uterine cervical cancerat Semarang Kariadi Hospital 2016. It is expected that health workers can inform the factors associatedwith cervical cancer so that the people understand and ultimately perform risks factors; cervical cancer; family planning historyKanker termasuk salah satu jenis penyakittidak menular atau Non Communicable DiseaseNCD. Data World Health Organization WHOAziyahE-mail Aziemad99 Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 21 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menyebutkan bahwa penyakit kanker menjadipenyebab kematian terbesar ke dua setelahpenyakit kardiovaskuler di seluruh dunia danpada tahun 2012 angka kejadiannya mencapai8,2 juta kasus. Bahkan diperkirakan akanmeningkat menjadi 14,1 juta kasus kankerdalam 2 dekade berikutnya Torre LA, cancer statistics, 2012.Sedangkan di Indonesia, penyakit kankertermasuk salah satu dari sepuluh besarpenyebab kematian. Diperkirakan jumlahpenderita kanker sebanyak orangdengan prevalensi tertinggi di Daerah IstimewaYogyakarta sebanyak 4,1 per mil. Jawa Tengahmenduduki peringkat kedua dengan kejadian2,1 per mil. Apabila dilihat dari distribusikejadian kanker menurut umur, didapatkanprevalensi tertinggi insiden kanker di Indonesiapada umur 25-54 tahun. Jenis penyakit kankerbermacam-macam dan dapat menyerang semuaumur, jenis kelamin, berpendidikan tinggimaupun rendah, mampu atau tidak mampu.Data Riset Kesehatan Dasar 2013, BalitbangkesKementerian Kesehatan RI.Dari berbagai jenis penyakit kanker yangmenyerang wanita, penyakit kanker servik danpayudara merupakan penyakit kanker denganprevalensi tertinggi. Penyakit kanker serviksebesar 0,8 per mil dan kanker payudara sebesar0,5 per mil Data Riset Kesehatan Dasar 2013,Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.Di RSUP Dr. Kariadi Semarang yangmerupakan Rumah Sakit Umum Pusat RujukanSe-Jawa Tengah, pada tahun 2015 jumlah pasienyang rawat inap dengan kanker servik lebihtinggi dibanding kanker ginekologi yang lain,yaitu dengan jumlah mencapai 730 orang danyang meninggal dunia 49 orang. Sesuaidistribusi menurut umur, ditemukan kasuskanker servik tertinggi pada umur 45-64 tahundan meninggal tertinggi juga pada umur 45-64tahun sebanyak 39 pasien dengan kanker servik dipoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang dari tahun ke tahun semakinmeningkat. Pada tahun 2013 sebanyak tahun 2014 sebanyak dan tahun 2015 meningkat kunjungan, dengan kasus baru kankerservik sebanyak 171 dan 309 kasus kankerginekologi yang lain kanker ovarium, kankerendometrium, kanker vagina, kanker vulva.Distribusi kasus kanker servik baru menurutumur adalah 7 orang dengan umur 15-24 tahun,55 orang dengan umur 25-44 tahun, 97 orangdengan umur 45-64 tahun, dan 12 orang denganumur lebih 65 Rumah Sakit Kanker Dharmais, kejadiankanker servik menduduki peringkat keduasetelah kanker payudara dan dari tahun 2010sampai 2013 terus meningkat. Kasus barukanker servik tahun 2010 adalah 296, tahun 2011sebanyak 300, tahun 2012 sebanyak 343 dantahun 2013 adalah 356 Data Riset KesehatanDasar 2013, Balitbangkes KementerianKesehatan RI.Kanker serviks adalah kanker primerservik porsio dan kanalis servikalis yangdisebabkan adanya infeksi Human PapillomaVirus HPV Andrijono, 2012. Faktor resikoyang mendukung timbulnya penyakit kankerservik adalah riwayat hubungan seksualsebelum umur 20 tahun, multipartner, riwayatobstetri hamil di usia muda, riwayat KBhormonal, penyakit infeksi, dan adanya faktorperilaku serta pola makan tidak sehat Rasjidi, Faktor yang meningkatkan resiko kankerdiantaranya faktor genetik, seringnya infeksi,tipe virus HPV, sistem hormon dan hasil penelitian Noor, HM 2010menyebutkan bahwa umur menikah pertamakali kurang 20 tahun beresiko 6-7 kali terjadikanker servik dibanding umur lebih 20 tahundan pendapat yang senada diungkapkan dalampenelitian Yuniar, 2009 bahwa terdapathubungan antara usia pertama kaliberhubungan seksual dengan kejadian kankerservik. Sedangkan faktor paritas didapatkanhubungan yang bermakna, paritas 3 atau lebihberesiko kanker servik Noor, HM. 2010.Selain riwayat umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dan paritas,riwayat menggunakan metode kontrasepsihormon juga berhubungan dengan kejadiankanker servik. Penelitian Suryapratama, SA2012 menyampaikan bahwa di RSUP Semarang pasien dengan kanker serviksuteri paling banyak menggunakan metodekontrasepsi suntik 3 bulan dan Khoirunisa M,2012 menuliskan hasil penelitiannya bahwaterdapat hubungan antara faktor kontrasepsihormonal dengan kejadian kanker uraian diatas, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kankerservik uteri di poliklinik ginekologi Semarang tahun 2016. Dalampenelitian ini faktor resiko yang akan ditelitiadalah riwayat umur pertama kali melakukan Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 22 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068hubungan seksual, paritas, riwayat kontrasepsiKB hormonal, riwayat keturunan dengan sakitkanker, dan perilaku vaginal hygiene pada pasienkanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun penelitian menggunakan studiobservasional survei analitik bivariat korelatifdengan pendekatan cross sectional, yaitu suatupenelitian yang dipilih karena tidak melakukanintervensi dan bertujuan untuk mengetahuihubungan antara dua variabel yangmenghasilkan keluaran berupa koefisienkorelasi. Penelitian ini hanya dilakukan padasaat bersamaan sekali waktu antara faktorresiko dengan penyakit. Hidayat, AA. 2014.Populasi pada penelitian ini adalah semuapasien baru kanker ginekologi yang datang kepoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang pada bulan Mei-Juli tahun adalah bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut Sugiono, 2010. Sampel yangdigunakan dalam penelitian ini sebanyak 103responden, terdiri dari 68 responden kankerservik dan 35 responden bukan kanker sampel pada penelitian inimenggunakan non-probability sampling denganteknik aksidental sampling yaitu siapa saja yangperiksa ke poliklinik ginekologi secarakebetulan bertemu dengan peneliti digunakansebagai sampel bila dipandang/dinilai cocoksesuai kreteria inklusi sebagai sumber dataHidayat, AA. 2014.Analisa univariat dalam penelitian iniadalah bertujuan untuk menganalisis faktorresiko yang berhubungan dengan kejadiankanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun bivariat digunakan peneliti untukmengetahui hubungan dan besarresiko/peluang antara variabel independendengan variabel dependen yaitu hubungan danfaktor resiko antara umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dengan kejadiankanker servik, hubungan antara paritas dengankanker servik, hubungan riwayat KB dengankanker servik, hubungan riwayat keturunandengan kanker servik serta hubungan perilakuvaginal hygiene dengan kanker servik. Dalampenelitian ini data berbentuk kategorik denganskala nominal. Uji statistik yang digunakanadalah uji chi hasil penelitian pada pasien barudengan kejadian kanker ginekologi dipoliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang, BulanMei-Juli 2016, dapat diuraikan bahwa dari 68responden dengan kanker servik dan 35responden bukan kanker servik sebagian besarresponden masuk dalam kategori usia lansiaawal, yaitu sejumlah 27 responden padakanker servik, dan sejumlah 18 responden pada responden bukan kanker dilihat dari tingkat pendidikan, dari68 responden dengan kanker servik sejumlah 54responden dan dari 35 respondenbukan kanker serviks uteri sejumlah 26responden sebagian besar dengantingkat pendidikan rendah. Rata-Rata umurresponden kanker servik dan bukan kankerservik adalah besar responden yaitu sejumlah57 responden melakukan hubungan seksualpertama kali dengan umur kurang dari 20 57 responden tersebut, sejumlah 46responden tergolong katagori kankerservik dan 11 responden tergolongkategori bukan kanker servik. Status paritasresponden sebagian besar masuk dalamkategori multipara dengan kanker serviksejumlah 57 responden dan bukankanker servik sejumlah 19 responden 25%.Sebagian besar responden menggunakanKB implant. Meskipun demikian, apabila dilihatdari responden dengan katagori kanker servikdidapatkan hasil sebagian besar respondenmenggunakan KB dengan metode suntik yaitusejumlah 26 responden Dilihat daririwayat keturunan dengan sakit kanker,didapatkan hasil sebagian besar respondentidak mempunyai riwayat keturunan. Perilakuvaginal hygiene responden sebagian besarpositif, tetapi dilihat dari responden dengankatagori kanker servik didapatkan bahwasebagian besar, sejumlah 42 responden 85,71%berperilaku besar responden dengan kankerservik menjawab “tidak”pada pertanyaan 44 responden sehinggasebagian besar responden dengan kanker serviktidak membersihkan daerah vagina dengan arahdepan ke belakang. Responden kanker servikmenjawab “tidak”pada pertanyaan 54 responden dan menjawab“tidak”pertanyaan sejumlah 65 responden67%. Dari data didapatkan bahwa pada saat Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 23 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menstruasi, responden dengan kanker serviksebagian besar tidak mengganti pembalut ≥3kali/hari dan tidak mencukur rambut kemaluanpada waktu hasil penelitian menunjukkan bahwadari 57 responden dengan usia pertama kalimelakukan hubungan seksual 1dengan tingkat interval kepercayaan dugaan kuat bahwa faktorketurunan menjadi faktor resiko kanker servikDari 49 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif, sebanyak 42 responden masuk dalam kategori kanker servik,dan 7 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif masuk dalamkategori bukan kanker servik. Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 24 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Hasil uji statistik, didapatkan nilai psebesar 20 tahun, menghindari paparan asap rokok dan penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang. Kata kunci Lesi Prakanker Serviks, Pemeriksaan IVA, SkriningDilla Srikandi SyahadatNi Made EviyuliantiMuh. Jusman RauSendhy KrisnasariThis study aimed to determine the risk of age at first having sexual intercourse, parity, use of hormonal contraception, and exposure to cigarette smoke for the incidence of cervical cancer in Undata Hospital. This type of research was a quantitative method with a case-control approach. Case samples were 48 people, and control samples were 48 people with matching ages. Sampling was done by purposive sampling. The data source used secondary data from medical record records for 2021-2022 and primary data obtained through interviews with questionnaires. Data analysis used the odds ratio test, and the results showed that age at first sexual intercourse OR= CI = parity OR= CI = use of hormonal contraception OR= CI = and exposure to cigarette smoke OR= CI = are risk factors for cervical cancer. To overcome the incidence of cervical cancer, women of childbearing age and sexually active are expected to be routinely screened by doing pap HPV smear and vaccinationE J CorwinCorwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi Ketiga. Jakarta EGC Depkes RI. Data Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI; 2013Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AAA PutraGdePutra, Gde. 2012. Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AA. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta Salemba Medika Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung Alvabeta Khoirunnisa, M. 2012. Hubungan Pernikahan Usia Dini, Paaritas Dan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012. Jurnal Care, Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP DrH M NoorNoor, HM. 2010. Analisa Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas KaranganyarI YuniarDkkYuniar, I dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, No. 2
Kejadiankanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang terlibat. FAKTOR RISIKO
Jakarta - Penyebab kanker serviks salah satunya adalah disebabkan oleh Human Papilloma Virus HPV. Kanker serviks sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang ditakuti oleh kaum wanita, dan dikenal juga dengan kanker leher serviks adalah sebuah penyakit yang terjadi akibat pembentukan sel-sel di leher rahim bagian serviks secara abnormal dan terus mengalami perkembangan yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut bisa saja berkembang dengan sangat cepat, yang dapat menyebabkan tumbuhnya tumor ganas pada leher rahim tulisan kali ini, akan dibahas penyebab kanker serviks, gejala, pencegahan dan cara pengobatannya yang dirangkum dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Simak penjelasan berikut sampai selesai! Sejauh ini, diketahui salah satu penyebab dari kanker serviks atau kanker leher rahim pada wanita adalah akibat Human Papilloma Virus HPV. Namun selain penyebab utama ini, ada beberapa faktor pendukung lain yang menyebabkan seorang wanita memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks, di antaranyaKebiasaan seks atau seperti terkena HIV infeksi Klamidia penyakit seksual yang menular.Minimnya konsumsi makanan sehat seperti buah dan menggunakan alat kontrasepsi usia dan yang sudah hamil dan melahirkan lebih dari 3 yang hamil dan melahirkan di usia obat diethylstilbestrol obat anti keguguran.Gejala Kanker ServiksAda beberapa gejala yang bisa diwaspadai oleh wanita agar terhindar dari kemungkinan kanker serviks, yaitu1. Terjadinya Pendarahan pada VaginaGejala pertama yang bisa dialami oleh wanita yang menderita kanker serviks adalah terjadinya pendarahan ekstrim di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause. Namun ada juga beberapa wanita yang terkena kanker serviks malah tidak menunjukkan gejala awal Pendarahan saat Berhubungan SeksualJika seorang wanita mengalami pendarahan ketika berhubungan intim pada alat vitalnya atau bahkan mengalami keputihan berat, maka itu bisa diwaspadai sebagai gejala awal kanker serviks. Hal ini juga bisa dilihat jika muncul rasa nyeri atau rasa sakit ketika melakukan hubungan Kemungkinan Adanya MetastasisJika seorang wanita sudah mengalami kanker serviks akut, mungkin akan muncul metastasis di perut, paru-paru, atau di beberapa bagian lainnya. Jika hal ini sudah terjadi, maka sebaiknya sudah mendapatkan tindakan serius dari dari empat gejala di atas, ada beberapa tanda sederhana yang mungkin seorang wanita tidak akan terpikirkan sebagai sebuah gejala kanker serviks. Tanda-tanda dini yang perlu diperhatikan dalam kemungkinan kanker serviks adalahKehilangan nafsu menstruasi mendadak tidak rasa nyeri di bagian panggul atau punggung terasa lebih cepat badan turun drastis walau sedang tidak melakukan program satu kaki mengalami hal-hal tersebut sudah dirasakan atau sudah dialami, ada baiknya untuk segera melakukan cek pada dokter ahli. Mengingat kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia menurut penelitian Badan Kesehatan Dunia WHO.Cara Pencegahan Kanker ServiksPenyakit kanker serviks ini bisa diminimalisir risikonya dengan beberapa upaya pencegahan. Selain memulai kebiasaan hidup sehat, berikut adalah beberapa cara pencegahan terjadinya kanker serviksMenanyakan pada dokter seperti apa gejala awal kanker leher rahim, dan selalu melakukan pembicaraan dengan orang terdekat hingga dokter terkait kondisi kesehatan tindakan tes Pap Smear, yaitu salah satu bentuk tindakan untuk menemukan adanya perubahan pada bagian serviks, sel serviks, atau kamu masih berusia di bawah 26 tahun, dapat melakukan vaksin kemungkinan tertularnya virus HPV, seperti tidak mekalukan hubungan seks bebas atau menggunakan alat kontrasepsi menggunakan pola hidup sehat, dengan memakan makanan bergizi, olahraga teratur, dan mendapatkan istirahat yang Kanker ServiksJika sudah terlanjur terkena kanker serviks, beberapa metode pengobatan di bawah ini dapat dilakukan untuk proses penanganan dan penyembuhan. Berikut beberapa penanganan utama kanker serviks1. OperasiOperasi adalah salah satu tindakan pengangkatan bagian leher rahim yang sudah terkena infeksi kanker. Tindakan operasi yang bisa dilakukan seperti Radical Trachelectomy, Histerektomi, dan Pelvic RadioterapiPada tahap awal pengobatan kanker serviks adalah menggunakan metode radioterapi yang disertai dengan operasi. Pasien akan melakukan radioterapi selama 5-8 minggu untuk mengurangi efek penyebaran kanker serviks KemoterapiTindakan ini dapat dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan radioterapi. Tindakan ini dapat mencegah dan menghambat penyebaran sel kanker serviks ke bagian yang lebih luas dia penyebab kanker serviks, dan penjelasan tentang gejala, pencegahan dan pengobatan. Kanker ini sangat berbahaya sehingga penting bagi wanita untuk mencegah dan segera konsultasi ke dokter jika mengalami gejalanya. Simak Video "Alasan Melaney Ricardo Jalani Operasi Pengangkatan Rahim" [GambasVideo 20detik] row/row untukmendeteksi penyakit kanker serviks dengan mengklasifikasi hasil biopsi pasien berdasarkan atribut yang mempengaruhi risiko kanker serviks dari dataset sebuah Rumah Sakit di Caracas, Venezuela. Data tersebut berjumlah 858 data dalam kondisi imbalanced data karena terdapat kelas yang mendominasi dari kelas lainnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa Itu Kanker Serviks?Salah satu jenis kanker yang menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa adalah kanker mulut rahim atau biasa dikenal dengan kanker serviks. Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus HPV onkogenik, yang menyerang leher rahim. Ironisnya, banyak penduduk Indonesia yang belum memahami dan sadar akan bahaya kanker serviks. Bahkan hanya sekitar 5% penduduk Indonesia yang melakukan screening kanker mulut rahim, sehingga sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut Stadium IIIB ke atas. Berbanding terbalik dengan Indonesia, beberapa negara berkembang sudah mulai menggencarkan program pemantauan leher rahim, yang terbukti mampu menurunkan insiden kanker mulut rahim sebanyak 50% atau sebagai Pemicu Kanker Serviks HPV berperan dalam menyebabkan terjadinya kanker serviks tetapi bukan satu-satunya penyebab terjadinya kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 68% keganasan tipe skuamosa dan 83% tipe adenokarsinoma. Meskipun infeksi HPV biasanya tanpa gejala infeksi pada serviks bisa menghasilkan perubahan secara histologi yang digolongkan dalam Cervical intraepitelial Neoplasm CIN derajat 1, 2, 3 didasarkan pada derajat kerusakan dari sel epitel pada serviks atau adenokarsinoma insitu. CIN 1 biasanya sembuh spontan 60% dari seluruh kasus dan beberapa berkembang ke arah keganasan 1%. CIN 2 dan 3 memiliki persentase sedikit untuk sembuh spontan dan memiliki persentase yang tinggi untuk berkembang ke arah keganasan Setiawati, 2014.Epidemiologi Kanker ServiksKanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat kasus baru dan kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia dan menempati urutan pertama di negara berkembang Nurlelawati et al., 2018. Kanker serviks termasuk masalah kesehatan yang sangat serius dan menjadi perhatian dunia. Setiap tahun, lebih dari wanita meninggal dunia. Lebih dari setengah juta wanita di diagnosis dan tiap menit seorang wanita di diagnosis. Kanker ini menempati urutan keempat yang paling banyak diderita wanita di dunia. Diperkirakan kasus baru pada tahun 2018, mewakili 6,6 % dari semua kanker yang dialami wanita WHO, 2019. Berdasarkan data Globocan, saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian di tahun 2018, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker. Insiden dan mortalitas kanker di Indonesia terus meningkat, salah satu kanker pada wanita yang sering terjadi adalah kanker serviks, sekitar 0,8% per penduduk Kemenkes RI, 2019.Apa Saja Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks?Aktivitas Seksual Usia DiniPenelitian yang dilakukan Putri dkk. 2017 menunjukkan wanita yang melakukan aktivitas seksual usia dini, yaitu usia 20 tahun. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Padang, lebih dari separuh 56,2% pasien berobat yang menderita kanker serviks melakukan aktivitas seksual pada usia muda 20 tahun, dilihat dari penilaian 67,9% pasien positif kanker serviks Jean Paul et al., 2020. Menurut penelitian Rahmawati & Ningsih 2020, melakukan hubungan seksual pada usia dini merupakan faktor risiko penyebab terjadinya lesi prakanker serviks, didapatkan dari nilai OR yang dianalisis adalah 2,583, artinya ibu yang melakukan hubungan seksual usia dini memiliki risiko 2,583 mengalami lesi prakanker serviks dibandingkan ibu yang melakukan hubungan seksual pada usia serviks yang sudah matang. 1 2 3 4 5 Lihat Healthy Selengkapnya
Sementarajenis kanker yang sering pada wanita adalah kanker payudara, serviks, colorectum, ovarium dan paru – paru. Faktor Risiko5 Beberapa penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena kanker. Algumas famílias têm um risco significativamente maior de desenvolver certos cânceres. Por vezes, esse risco maior deve-se a um único gene e, por vezes, a vários genes que interagem. Os fatores ambientais, comuns à família, podem alterar essa interação genética e provocar câncer. Acredita-se que as anormalidades mutações que afetam genes críticos, contribuam para o desenvolvimento do câncer. Estes genes produzem proteínas que regulam o crescimento e alteram a divisão celular, e outras propriedades celulares mutações genéticas que causam câncer podem resultar dos efeitos danosos de produtos químicos, luz do sol, medicamentos, vírus ou outros agentes ambientais. Em algumas famílias, esses genes anormais causadores de câncer são duas principais categorias desses genes envolvidos no câncer são OncogenesGenes supressores tumorais RadiografiasLuz do solToxinas no trabalho, no ar ou em produtos químicos por exemplo, na fumaça do tabacoAgentes infecciosos por exemplo, certos vírusNormalmente, os genes supressores tumorais impedem o desenvolvimento de cânceres através da codificação das proteínas que reparam DNA danificado e suprimem o crescimento de células cancerosas. O câncer é mais provável quando o dano do DNA prejudica a função do gene supressor do tumor, permitindo que as células afetadas se multipliquem continuamente. As mutações de gene supressor, herdado de um pai ou mãe, pode sustentar uma pequena porcentagem de casos de câncer de mama, geralmente ocorrendo com pouca idade e em vários membros da família. Numerosos fatores ambientais aumentam o risco de desenvolver de tabaco contém carcinógenos que aumentam bastante o risco de desenvolvimento de câncer do pulmão, boca, garganta, esôfago, rins e bexiga. Poluentes do ar ou da água, como o amianto, resíduos industriais, ou a fumaça do cigarro, podem aumentar o risco de câncer. Sabe-se com certeza que várias substâncias químicas causam câncer e suspeita-se o mesmo de muitas outras. Por exemplo, a exposição ao amianto pode causar câncer de pulmão e mesotelioma Mesotelioma Mesotelioma é um câncer da membrana fina e transparente, composta por duas camadas, que cobre e reveste o interior da parede torácica e abdômen. Os sintomas mais comuns são dor torácica e falta... leia mais câncer da pleura. A exposição a pesticidas está associada a um risco mais alto de alguns tipos de câncer por exemplo, leucemia Considerações gerais sobre a leucemia As leucemias são cânceres de glóbulos brancos ou de células que se transformam em glóbulos brancos. Os glóbulos brancos se desenvolvem a partir de células-tronco da medula óssea. Por vezes,... leia mais e linfoma não Hodgkin Linfomas não Hodgkin Os linfomas não Hodgkin são um grupo diversificado de câncer de tipos de glóbulos brancos denominados linfócitos. Com frequência, os linfonodos do pescoço, sob os braços ou na virilha aumentam... leia mais . O tempo decorrido entre a exposição às substâncias químicas e o desenvolvimento do câncer pode ser de muitos exposição ao gás radioativo radônio, emitido pela terra, aumenta o risco de desenvolvimento de câncer do pulmão. Geralmente, o radônio se dispersa rapidamente para a atmosfera e não causa danos. No entanto, se um edifício foi construído sobre um solo com elevado teor de radônio, este pode acumular-se dentro do edifício, produzindo por vezes níveis no ar suficientemente altos, capazes de causar problemas. O radônio é respirado para dentro dos pulmões, onde pode, por fim, causar câncer do pulmão. Em pessoas expostas que também fumam, o risco de câncer de pulmão aumenta ainda outras substâncias foram investigadas como possíveis causas do câncer, mas mais estudos são necessários para identificar esses produtos químicos que aumentam o risco de câncer. O risco de câncer varia de acordo com o lugar onde se vive, embora as razões para as diferenças geográficas sejam complexas e mal-entendidas. Essa variação geográfica no risco de câncer é provavelmente multifatorial uma combinação de genética, dieta e ambiente. Por exemplo, o risco de câncer de cólon Câncer colorretal O histórico familiar e alguns fatores alimentares dieta pobre em fibras e com alto teor de gordura aumentam o risco de a pessoa desenvolver câncer colorretal. Os sintomas característicos incluem... leia mais e de câncer de mama Câncer de mama O câncer de mama ocorre quando algumas células na mama se tornam anormais e se dividem de maneira descontrolada. O câncer de mama geralmente começa nas glândulas que produzem leite lóbulos... leia mais é baixo no Japão, mas nos japoneses que emigraram para os Estados Unidos o risco de câncer de colon e de mama aumenta até se igualar, finalmente, ao do restante da população norte-americana. Por outro lado, a população japonesa, no Japão, apresenta taxas muito elevadas de câncer do estômago Câncer de estômago Uma infecção por Helicobacter pylori constitui um fator de risco para desenvolver câncer de estômago. Vago desconforto abdominal, perda de peso e fraqueza são alguns dos sintomas característicos... leia mais . Quando essas pessoas migram do Japão para os Estados Unidos, seu risco de câncer de estômago diminui até o risco dos Estados Unidos, possivelmente devido a uma mudança na alimentação, embora esta diminuição possa não ser evidente até a geração seguinte. As substâncias consumidas na dieta podem aumentar o risco do desenvolvimento de câncer. Por exemplo, uma dieta com alto teor de gorduras insaturadas, e a obesidade em si, foram relacionadas a um maior risco de câncer de cólon, mama e, possivelmente, câncer de próstata Câncer de próstata O câncer de próstata começa em uma pequena área da glândula prostática, um órgão encontrado apenas em homens. O risco do câncer de próstata aumenta com a idade. Os sintomas, como dificuldade... leia mais . Pessoas que consomem bebidas alcoólicas em excesso têm um risco muito maior de desenvolver câncer hepático Carcinoma hepatocelular O carcinoma hepatocelular é um câncer que começa nas células hepáticas e é o câncer hepático primário mais comum. Ter hepatite B ou hepatite C, doença hepática gordurosa ou consumir álcool em... leia mais , câncer de cabeça e pescoço Considerações gerais sobre cânceres de boca, nariz e garganta Cânceres da boca, nariz e garganta se desenvolvem em quase pessoas nos Estados Unidos a cada ano. Esses cânceres são mais comuns nos homens porque ainda existem mais fumantes do sexo... leia mais e câncer de esôfago Câncer de esôfago O câncer de esôfago se origina nas células que revestem a parede do esôfago o tubo que conecta a garganta ao estômago. O uso de tabaco e de álcool, infecções por papilomavírus humano e certos... leia mais . Uma dieta rica em alimentos defumados e em conserva ou em carnes de churrasco aumenta o risco de desenvolver câncer de estômago Câncer de estômago Uma infecção por Helicobacter pylori constitui um fator de risco para desenvolver câncer de estômago. Vago desconforto abdominal, perda de peso e fraqueza são alguns dos sintomas característicos... leia mais . Pessoas com sobrepeso ou obesidade têm um risco mais alto de câncer de mama, de revestimento do útero endométrio, de cólon, rins e esôfago. O uso prolongado de testosterona, danazol ou outros hormônios masculinos androgênios pode aumentar ligeiramente o risco de câncer do fígado. O tratamento de câncer com certos quimioterápicos agentes alquilantes e com radioterapia, pode aumentar o risco de desenvolver um segundo câncer anos depois. Sabe-se de vários vírus que provocam câncer em humanos e existe suspeita de que muitos outros também causem câncer. O papilomavírus humano Infecção por papilomavírus humano HPV O papilomavírus humano HPV causa verrugas. Alguns tipos de HPV causam verrugas cutâneas, outros tipos causam verrugas genitais protuberâncias ao redor da vagina, do pênis ou do reto. A infecção... leia mais HPV causa úlceras genitais e também é uma importante causa de câncer do colo do útero Câncer do colo do útero O câncer do colo do útero se desenvolve no colo do útero a parte inferior do útero. A maioria dos tipos de câncer do colo do útero é causada por uma infecção pelo papilomavírus humano HPV... leia mais e câncer vulvar Câncer de vulva O câncer de vulva geralmente se desenvolve nos lábios, o tecido que circunda a abertura da vagina. O câncer pode parecer um nódulo, uma área irritada ou uma ferida que não cicatriza. Uma amostra... leia mais em mulheres e de câncer peniano Câncer peniano Os cânceres do pênis são, normalmente, tipos de câncer de pele. O câncer de pele pode ocorrer em qualquer lugar no pênis, mas ocorre com maior frequência na glande peniana a extremidade em... leia mais e câncer anal Câncer de ânus Os fatores de risco para o câncer de ânus incluem certas infecções sexualmente transmissíveis. Sangramento ao defecar, dor e ocasionalmente prurido ao redor do ânus são sintomas característicos... leia mais nos homens. O HPV também causa alguns cânceres na boca e garganta. O vírus da hepatite B Hepatite B, crônica Hepatite B crônica é uma inflamação do fígado causada pelo vírus da hepatite B que durou por mais de seis meses. A maioria das pessoas com hepatite B crônica não apresenta sintomas, mas alguns... leia mais ou vírus da hepatite C Hepatite C crônica Hepatite C crônica é uma inflamação do fígado causada pelo vírus da hepatite C e que durou por mais de seis meses. A hepatite C frequentemente só causa sintomas depois que o fígado foi gravemente... leia mais pode causar câncer do fígado. Alguns retrovírus humanos, como HIV Infecção pelo vírus da imunodeficiência humana HIV A infecção pelo vírus da imunodeficiência humana HIV é uma infecção viral que destrói progressivamente certos glóbulos brancos do sangue e pode provocar a síndrome da imunodeficiência adquirida... leia mais , causam linfomas e outros cânceres do sangue. Alguns vírus causam tipos de câncer em certos países, mas não em outros. Por exemplo, o vírus de Epstein-Barr causa o linfoma de Burkitt Linfoma de Burkitt O linfoma de Burkitt é um linfoma não Hodgkin, um câncer de glóbulo branco, de crescimento muito rápido que se origina a partir de células B linfócitos B. Os linfomas consulte também Considerações... leia mais um tipo de câncer na África e câncer do nariz e faringe na Ásia. Alguns parasitas Considerações gerais sobre infecções parasitárias Parasita é um organismo que vive na superfície ou no interior de outro organismo o hospedeiro e se aproveita por exemplo, obtendo nutrientes do hospedeiro à custa do hospedeiro. Embora esta... leia mais podem causar câncer. Infecção pelo Schistosoma haematobium Esquistossomose A esquistossomose é uma infecção causada por determinados vermes chatos trematódeos chamados esquistossomos. As pessoas adquirem esquistossomose ao nadar ou tomar banho em água doce que esteja... leia mais pode causar inflamação crônica e formação de cicatrizes da bexiga, que pode levar ao câncer. Outro tipo de parasita, Clonorchis sinensis, pode ser vinculado ao câncer de pâncreas Câncer de pâncreas Tabagismo, pancreatite crônica, ser do sexo masculino, ser da raça negra e, possivelmente, diabetes de longa data são fatores de risco para o desenvolvimento de câncer de pâncreas. Alguns sintomas... leia mais e câncer de dutos biliares Tumores dos dutos biliares e da vesícula biliar Tumores, tanto malignos quanto benignos, dentro dos dutos biliares ou da vesícula biliar são raros. Em geral, a ultrassonografia ou RM/CPRM conseguem detectar um tumor nos dutos biliares ou... leia mais . SEBAGAIFAKTOR RISIKO PADA KARSINOMA SERVIKS TERINFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS TIPE 52 Di Indonesia karsinoma serviks merupakan kanker tersering dari seluruh kanker wanita dan merupakan salah satu penyebab kematian utama. Di Bali kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara yaitu 27,5%. Human Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan Kanker Serviks adalah kondisi dimana terdapat penumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Berdasarkan penyebabnya, sebanyak 90% dari pasien yang menderita kanker serviks disebabkan oleh inveksi HPV Human Papilloma Virus onkogenik yang presisten. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mengetahui faktor risiko dari kanker serviks itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghindari potensi paparan kanker serviks. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim. Berikut ini adalah faktor risiko kanker leher rahim atau Kanker serviks yang harus diwaspadai, diantaranya adalah 1. Melakukan hubungan seksual diusia muda, yaitu dibawah 18 tahun 2. Bergonta-ganti pasangan seksual 3. Melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan seksual 4. Merokok ataupun sebagai perokok pasif 5. Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin 6. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker 7. Adanya riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya. Dengan mengetahui faktor risiko kanker serviks diatas, masyarakat dapat lebih berhati-hati dan secara rutin melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menghindari keterlambatan penanganan kanker. Salah satu cara mendeteksi dini kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA Test gratis di puskesmas. Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan alat kelamin dan berhenti merokok untuk menurunkan potensi paparan kanker serviks.

Penyebabutama timbulnya kanker serviks adalah infeksi HPV ( Human Papillomavirus ) risiko tinggi atau HPV onkogenik yaitu HPV yang mengandung protein yang menyebabkan terjadinya kanker yang disebut

Jakarta - Kanker payudara jenis sel ganas yang tumbuh secara tidak terkendali. Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4. Merujuk Cleveland Clinic, kanker payudara salah satu jenis masalah kesehatan yang rentan dialami perempuan. Walaupun, pria berisiko kanker payudara, namun perbandingan jumlah kasusnya berbeda jauh dengan dunia selebritas, beberapa aktris dan musikus yang pernah berjuang menghadapi kanker payudara selain, Shannen Healthline, artis yang pernah berjuang melawan kanker payudara antara lain1. Sheryl CrowMusikus Amerika pemenang Grammy Award itu menerima diagnosis kanker payudara pada 2006. Sejak pemulihannya, dia menggunakan metode alternatif untuk meningkatkan kesehatan dalam tubuh dan pikirannya. Setelah terbebas dari keganasan kanker, Crow membiasakan konsumsi makanan sehat yang tinggi omega-3 dan serat. Ia juga menjalani kehidupan yang tidak terlalu Cynthia NixonPada 2002, Cynthia Nixon mengobati kanker dengan lumpektomi dan terapi radiasi sebelum dia secara terbuka mengumumkan hasil diagnosis kepada publik. Cynthia juga ditunjuk menjadi duta Susan G. Komen Breast Cancer Foundation pada Dame Maggie SmithIklan Dame Maggie Smith menerima diagnosis kanker payudara pada usia 74 tahun. Saat itu masa pembuatan film Harry Potter and the Half-Blood Prince. Semasa menjalani kemoterapi, ia menggunakan wig saat pengambilan gambar karena kepalanya sudah tidak berambut. 4. Suzanne SomersSuzanne Somers mengambil pendekatan holistik saat menerima hasil diagnosis kanker payudara stadium 2 pada 2001. Kondisi ini mendorong kariernya beralih dari dunia hiburan ke berbicara motivasi dan advokasi hidup sehat. Somers menggunakan pengobatan Iscador selama 10 tahun. Somers membiasakan konsumsi makanan sehat dan menanam sayuran organik Kathy BatesKathy Bates menerima diagnosis kanker payudara stadium 2 pada 2012. Dia menjalani mastektomi ganda karena juga mengembangkan limfedema. Terapi fisik dan penurunan berat badan telah membantu dia untuk menurunkan efek samping dari kondisi Editor Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker PayudaraSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
5 Faktor Risiko Kanker Serviks Faktor risiko adalah faktor yang memperbesar kemungkinan terjadinya penyakit. Menurut Rasjidi (2009) faktor risiko terjadinya kanker serviks meliputi : a. Hubungan Seksual Wanita dengan pasangan seksual yang banyak dan memulai hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko terkena
Kanker serviks adalah jenis penyakit kanker yang menyerang bagian serviks atau leher rahim wanita. Sayangnya, keberadaan kanker ini seringkali baru terdeteksi ketika kondisinya sudah cukup parah. Agar dapat mengurangi risiko yang dimiliki, penting bagimu mengetahui apa penyebab kanker serviks. Penyebab dan faktor risiko kanker serviks Pada dasarnya, penyebab penyakit kanker serviks belum dapat dipastikan. Tapi, penyakit ini dimulai ketika sel-sel sehat atau normal pada leher rahim mengalami mutasi atau perubahan DNA sehingga menjadi sel-sel abnormal. Sel-sel tersebut kemudian tumbuh dan berkembang dengan cepat serta tidak Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, pada tahun 2020, terdapat sekitar wanita yang terdiagnosis mengalami kanker serviks. Penyakit ini juga menyebabkan kematian di seluruh dunia. Walau penyebab pastinya belum diketahui, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker leher rahim. Berikut sederet faktor penyebab kanker serviks yang perlu diperhatikan 1. Infeksi HPV atau human papillomavirus Sebagian besar kasus kanker serviks berkaitan dengan infeksi HPV atau human papilloma virus. HPV adalah sekelompok virus, bukan hanya satu jenis virus. Terdapat sekitar 100 jenis dari virus ini, tapi hanya jenis tertentu yang dapat memicu kanker serviks. Adapun jenis virus HPV yang paling umum jadi penyebab kanker serviks adalah HPV-16 dan HPV-18. Wanita berisiko tertular virus HPV apabila ia aktif melakukan hubungan seksual yang Virus HPV juga dapat menjadi penyebab jenis kanker lainnya, baik pada pria maupun wanita. Misalnya, kanker vagina, kanker penis, kanker anus, kanker vulva, kanker mulut, kanker tenggorokan, dan lainnya. Namun, terkadang ada virus HPV yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Kamu mungkin bisa menemukannya pada kutil kelamin, maupun kelainan abnormal lainnya pada kulit. 2. Perilaku seks berisiko Melakukan hubungan seks yang berisiko bisa menjadi faktor penyebab kanker serviks Salah satu faktor penyebab kanker serviks yang paling tinggi adalah kebiasaan melakukan hubungan seksual yang berisiko. Perilaku ini termasuk aktif secara seksual sejak usia 18 tahun, melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi HPV. Semakin banyak jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks denganmu atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi HPV, semakin tinggi pula risikomu untuk tertular infeksi HPV yang menjadi penyebab kanker serviks. 3. Infeksi menular seksual Jika sebelumnya kamu memiliki riwayat terkena infeksi menular seksual, risiko untuk mengalami kanker serviks juga akan semakin tinggi. Salah satu jenis infeksi menular seksual yang bisa menjadi penyebab kanker serviks adalah klamidia. Klamidia adalah penyakit pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini biasanya dapat menular melalui kontak Beberapa hasil studi menyebutkan bahwa bakteri penyebab klamidia dapat membantu virus HPV tumbuh pada area reproduksi sehingga meningkatkan risiko kanker serviks. Sayangnya, penyakit klamidia yang dialami oleh wanita terkadang tidak menimbulkan gejala yang mencolok. Akibatnya, kamu mungkin tidak tahu kalau mengidap penyakit seksual ini sampai menjalani pemeriksaan ke dokter. Selain klamidia, infeksi menular seksual lain juga bisa menjadi penyebab penyakit kanker serviks, termasuk gonore, sifilis, dan HIV/AIDS. Baca Juga Seputar Vaksin Kanker Serviks bagi Wanita 4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah Faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebab kanker serviks adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ketika sistem imun tubuh lemah, virus HPV akan lebih mudah untuk masuk dan berkembang di dalam tubuh. Umumnya, kondisi ini lebih rentan dialami oleh orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Selain itu, wanita yang menggunakan obat untuk menekan daya tahan tubuh imunosupresan, seperti pengobatan penyakit autoimun, juga berisiko untuk terinfeksi HPV yang menjadi penyebab kanker leher rahim. 5. Pemakaian pil KB Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB atau kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama juga menjadi penyebab kanker serviks. Akan tetapi, setelah kamu tidak lagi menggunakan pil KB, faktor risiko ini dapat menurun. Bahkan, kondisinya bisa kembali normal setelah kamu berhenti minum pil KB. Maka dari itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan minum pil KB, terutama jika kamu memiliki satu atau lebih faktor risiko kanker serviks. Konsultasi dengan dokter juga bertujuan mengetahui risiko lain atau efek samping yang mengintai di balik penggunaan pil KB. 6. Hamil di usia terlalu muda Hamil pada usia terlalu muda atau kurang dari usia 20 tahun juga meningkatkan risiko terkena kanker leher rahim. Perempuan yang hamil pertama kali sebelum berusia 20 tahun memiliki risiko terkena kanker serviks di kemudian hari yang lebih tinggi daripada perempuan yang hamil di usia 25 tahun atau lebih. 7. Sudah beberapa kali hamil Wanita yang pernah hamil dan melahirkan lebih dari 3 kali juga diduga lebih berisiko untuk terkena kanker serviks. Hal ini dapat terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah dan perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan. Akibatnya, seseorang menjadi lebih rentan terhadap penularan infeksi HPV. 8. Kebiasaan merokok Merokok tidak hanya membahayakan pelakunya, tapi juga orang lain di sekitarnya perokok pasif. Bahkan, tak hanya paru-paru, organ tubuh lain juga dapat rusak akibat zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Zat-zat ini akan diserap ke dalam paru-paru dan dibawa ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Tak ayal apabila kebiasaan merokok pada wanita dapat meningkatkan risiko kanker serviks 2 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Zat berbahaya dalam rokok diduga memicu rusaknya DNA pada sel-sel serviks sehingga berpotensi memicu kanker leher rahim. Di samping itu, kebiasaan merokok juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan HPV. 9. Riwayat kanker serviks dalam keluarga Faktor keturunan bisa meningkatkan risiko kanker serviks Faktor keturunan termasuk hal yang dapat meningkatkan risiko kanker Sebagai contoh, apabila memiliki ibu atau saudara perempuan kandung yang menderita kanker leher rahim, risikomu untuk terkena penyakit yang sama juga akan tersebut lebih tinggi. Namun, tidak diketahui secara pasti apakah hal ini terkait dengan kesalahan gen yang diturunkan atau karena perilaku berisiko, seperti merokok. 10. Usia Wanita yang berusia di bawah 20 tahun jarang terkena kanker serviks. Namun, risikonya dapat meningkat antara usia remaja akhir dan pertengahan usia 30-an. Baca Juga Apakah Cara Mendeteksi Kanker Serviks Melalui Darah Haid Bisa Dilakukan? 11. Pola hidup tidak sehat Pola hidup tidak sehat juga bisa menjadi penyebab kanker serviks. Wanita yang memiliki kebiasaan makan kurang sehat, termasuk tidak mengonsumsi sayur dan buah, dapat memicu kondisi ini. Selain itu, wanita yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas lebih berisiko untuk mengalami kanker leher rahim. 12. Paparan obat diethylstilbestrol DES Diethylstilbestrol adalah obat hormonal yang diberikan pada wanita untuk mencegah keguguran antara tahun 1938-1971. Wanita yang ibunya mengonsumsi DES saat hamil berisiko mengembangkan adenokarsinoma sel jernih pada vagina atau Risiko ini menjadi lebih tinggi pada wanita yang ibunya mengonsumsi DES, khususnya selama 16 minggu pertama kehamilan. Sementara jenis kanker ini sangat jarang dialami oleh terjadi pada wanita yang belum pernah terpapar DES. Usia rata-rata wanita yang didiagnosis dengan adenokarsinoma sel jernih terkait DES adalah 19 tahun. Namun, tidak ada batasan usia yang aman dari kondisi tersebut bagi wanita yang terpapar DES saat berada dalam rahim. Walau begitu, sebuah penelitian dalam Journal of Genital Tract Disease, menemukan bahwa kondisi ini jarang terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan, tidak ditemukan kasus kanker serviks atau vagina yang berhubungan dengan DES setelah usia 65 tahun. Itulah beberapa penyebab penyakit kanker serviks yang dapat terjadi. Penting untuk mewaspadai sejumlah faktor yang bisa dihindari agar jauh dari penyakit tersebut. Catatan SehatQ Ada sejumlah faktor penyebab yang meningkatkan risiko kanker serviks, dari infeksi HPV, perilaku seks berisiko, infeksi menular seksual, riwayat kehamilan, usia, hingga pola hidup tidak sehat. Penting untuk melakukan skrining serviks secara teratur guna mencegah kanker serviks. Dengan ini, perubahan sel abnormal pada area ini dapat terdeteksi sedini mungkin. Skrining kanker serviks seperti pap smear dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk wanita berusia 21-65 tahun. Baca Juga Obat Alami Kanker Serviks, Benarkah Ampuh? Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyebab kanker serviks, kamu bisa mengunjungi klinik online spesialis onkologi di aplikasi kesehatan keluarga Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Prevalensikanker serviks di DIY adalah yang tertinggi di Tanah Air, yaitu 4,1 per 1000 orang.Pap smear merupakan uji penapis yang efektif dan banyak dilakukan di Amerika Serikat yang berhasil menurunkan insiden kanker serviks hingga 70%. Tingginya insiden kanker serviks di Indonesia dikarenakankurangnya kesadaran perempuan yang sudah
ArticlePDF AvailableAbstractAbout cervical carcinoma new cases are found with more than death cases annually Rasjidi, 2009. Cervical cancer is the highest prevalence of disease among women in Indonesia, it is equal to 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Cervical cancer is caused by multifactors which are able to increase cervical cancer case, one of risk factors is personal hygiene. This study aims to analyze cervival cancer risk diff erence based on personal hygiene which consists of vaginal antiseptic usage, frequency of changing underpants, frequency of changing napkins, water utilization for vagina, public toilet utilization, vaginal discharge history, joint towel and underpants among childbearing women. This study is a case control study which case groups are 15–49 old women with cervical carcinoma, while control groups are 15–49 years old women and are undiagnosed cervical cancer. The result of this study showed that joint underpants has the highest Risk Diff erence RD = 95% CI It is recommended for women to keep personal hygiene. Keyword personal Hygiene, Cervical Cancer, Cervical Cancer risk Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 82PERBANDINGAN RISIKO CA SERVIKS BERDASARKAN PERSONAL HYGIENE PADA WANITA USIA SUBUR DI YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA SURABAYACERVICAL CANCER RISK DIFFERENCE BASED ON PERSONAL HYGIENE AMONG CHILDBEARING AGE WOMEN AT YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA SURABAYANessia Rachma Dianti, IsfandiariDepartemen EpidemiologiFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya Email nessiarachmadianti About cervical carcinoma new cases are found with more than death cases annually Rasjidi, 2009. Cervical cancer is the highest prevalence of disease among women in Indonesia, it is equal to 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Cervical cancer is caused by multifactors which are able to increase cervical cancer case, one of risk factors is personal hygiene. This study aims to analyze cervival cancer risk diff erence based on personal hygiene which consists of vaginal antiseptic usage, frequency of changing underpants, frequency of changing napkins, water utilization for vagina, public toilet utilization, vaginal discharge history, joint towel and underpants among childbearing women. This study is a case control study which case groups are 15–49 old women with cervical carcinoma, while control groups are 15–49 years old women and are undiagnosed cervical cancer. The result of this study showed that joint underpants has the highest Risk Diff erence RD = 95% CI It is recommended for women to keep personal hygiene. Keyword personal Hygiene, Cervical Cancer, Cervical Cancer riskAbstrak Setiap tahun, sebanyak ditemukan kasus baru ca serviks dengan jumlah kematian lebih dari Rasjidi, 2009. Di Indonesia ca serviks merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada wanita yaitu sebesar 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Banyak faktor yang meningkatkan kejadian ca serviks salah satunya yaitu kebersihan diri. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan besar risiko ca serviks berdasarkan kebersihan diri yang meliputi penggunaan antiseptik, frekuensi mengganti pembalut, frekuensi mengganti celana dalam, penggunaan air untuk organ kewanitaan, penggunaan toilet umum, riwayat keputihan, riwayat bertukar handuk dan riwayat bertukar celana dalam pada Wanita Usia Subur di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Studi ini merupakan studi kasus kontrol dengan sampel kasus yaitu wanita usia subur berusia 15–49 tahun yang terdiagnosis ca serviks dan sampel kontrol yaitu wanita usia subur berusia 15–49 tahun dan tidak terdiagnosis ca serviks. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa riwayat bertukar pakaian dalam memiliki perbandingan besar risiko ca serviks terbesar RD = 95% CI Dianjurkan kepada wanita untuk menjaga kebersihan diri. Kata kunci kebersihan diri, Kanker Serviks, risiko Kanker ServiksPENDAHULUANKanker merupakan salah satu penyebab kematian utama pada manusia di seluruh dunia. Data American Cancer Society 2008 menunjukkan bahwa sebesar kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2008 dan hampir setengah dari kasus tersebut berujung pada kematian. Setiap tahunnya, sebanyak kasus baru ca serviks ditemukan dengan jumlah kematian lebih dari Rasjidi, 2009. Di Indonesia sendiri, ca serviks merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada wanita yaitu sebesar 0,80/00 kemenkes RI, 2015. Menurut Diananda 2007, banyak faktor yang meningkatkan kejadian ca serviks yaitu faktor sosiodemografi s meliputi usia, status sosial dan ekonomi, serta faktor aktivitas seksual meliputi usia pertama kali pada saat melakukan hubungan seks, riwayat berganti pasangan seks, paritas, kebersihan genital yang kurang, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lebih dari 4 tahun. 83Nessia Rachma D dan Isfandiari, Perbandingan Risiko Ca Serviks Ber…Sekitar kasus ca serviks terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Penyebab ca serviks utamanya adalah infeksi kronik oleh HPV Human Papiloma Virus namun faktor resiko ca serviks yang memicu sangatlah beragam salah satunya kebersihan diri yang buruk. Kebersihan diri yang buruk merupakan salah satu faktor risiko ca serviks, wanita yang memiliki kebersihan diri yang buruk memiliki risiko ca serviks 19,386 kali lebih besar daripada wanita yang memiliki kebersihan diri yang estimasi, Provinsi Jawa Timur memiliki penderita kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah yaitu sekitar kasus Menkes RI, 2013. Provinsi Jawa Timur memiliki estimasi jumlah penderita ca serviks terbanyak nomor satu di Indonesia yaitu sekitar kasus Menkes RI, 2013. Menurut Kartikawati 2013, personal hygiene yang tidak baik serta penggunaan pembalut yang tidak berkualitas serta mengandung bahan pemutih dioksin dapat menguap apabila berekasi dengan darah menstruasi, hal ini berakibat pada penghambatan sirkulasi udara pada daerah kewanitaan. Penggunaan pantyliner sehari-hari juga dapat memperngaruhi kelembaban serta merangsang tumbuhnya bakteri pathogen yang dapat memicu ca serviks. Menurut Bustan 2007, perempuan dengan personal hygiene yang buruk memiliki risiko ca serviks lebih besar untuk terkena ca serviks daripada perempuan dengan personal hygiene yang Serviks ini merupakan tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan leher rahim yang disebut sel epitelskuamosa. Sel epitel skuamosa ini terletak antara rahim dan liang senggama. Tumor ganas yang terjadi disebabkan karena adanya penggandaan sel akibat berubahnya sifat sel menjadi sel yang tidak normal. Sifat dari sel ganas ini yaitu dapat menyebar atau metastasis ke bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah maupun getah bening sehingga merusak fungsi jaringan Yatim, 2005. Penyebab utama ca serviks ini adalah infeksi dari virus bernama Human papilloma Virus HPV. HPV yang sudah dapat teridentifikasi sampai saat ini yaitu sebanyak 138 jenis dan 40 di antaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Virus HPV yang dapat menyebabkan ca serviks yaitu virus HPV risiko sedang maupun tinggi. HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel serviks adalah tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69. Tipe virus HPV tersebut dapat menular lewat hubungan seksual. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sebesar 90% ca serviks disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Dari kedua tipe ini, HPV tipe 16 telah menyebabkan lebih dari 50% ca serviks. Seseorang yang sudah terinfeksi virus HPV 16 maka memiliki kemungkinan terkena ca serviks sebesar 5% Rasjidi, 2009.Faktor yang mempengaruhi ca seviks adalah usia pertama kali menikah, aktivitas seksual yang tinggi dan riwayat berganti pasangan, penggunaan antiseptik, rokok, paritas, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama, dan personal hygiene yang buruk Diananda, 2007.Usia menikah ≤ 20 tahun merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian ca serviks karena sel mukosa belum benar-benar matang untuk melakukan hubungan seksual sehingga sangat rentan terhadap rangsangan dari luar. Busmar 1993, mengemukakan bahwa hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko untuk terkena ca serviks, selain karena masih berkembangnya sel-sel serviks kemudian dipacu rangsangan dari sel mani yang berasal dari hubungan seksual. Sel mukosa baru benar-benar matang umumnya setelah wanita berusia di atas 20 tahun. Apabila sel-sel mukosa dalam rahim dipaksa untuk menerima rangsangan dari luar, hal ini berisiko untuk membentuk lesi pra kanker yang bisa menjadi kanker ditambah dengan zat-zat kimia yang terbawa oleh sperma. Sel mukosa serviks yang tidak siap menerima rangsangan dari luar bisa berubah sifat menjadi kanker. Selain itu, sel mukosa yang belum matang dapat tumbuh lebih banyak daripada sel yang mati apabila terlalu banyak menerima rangsangan dari luar. Pertumbuhan sel yang tidak seimbang dan abnormal ini akan berubah pula menjadi sel dengan aktivitas seksual dan sering berganti-ganti pasangan akan 84 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016 82–91memiliki risiko untuk mengalami ca serviks karena dengan semakin tinggi aktivitas seksual dan riwayat berganti-ganti pasangan akan memperbesar kemungkinan penularan penyakit kelamin serta memperbesar kemungkinan HPV masuk ke dalam rahim. Virus ini yang nantinya akan membuat sel mukosa menjadi abnormal sebagai pemicu lain selain faktor riwayat seksual adalah merokok. Wanita yang merokok memiliki risiko 4–13 kali lebih besar untuk mengalami ca serviks daripada wanita yang tidak merokok. Hal ini dikarenakan nikotin dalam rokok mempermudah semua selaput lendir termasuk sel mukosa dalam rahim untuk menjadi terangsang. Rangsangan yang berlebihan ini akan memicu kanker. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah nikotin yang mampu menyebabkan ca yang sering melahirkan berisiko untuk terkena ca serviks, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Semakin sering seorang wanita melahirkan, maka semakin besar risiko untuk terkena ca serviks karena semakin banyak lesi yang terdapat pada organ reproduksi dan memudahkan HPV masuk ke dalam kontrasepsi oral selama lebih dari empat tahun akan meningkatkan risiko ca serviks sebesar 1,5–2,5 kali. Namun, efek dari penggunaan kontrasepsi oral terhadap ca serviks masih kontroversial karena ada beberapa penelitian yang gagal menemukan peningkatan risiko pada perempuan pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi oral. Penelitian Wahyuningsih 2014, menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama ≥4 tahun memiliki risiko 42 kali untuk mengalami kejadian lesi prakanker serviks dibandingkan wanita yang menggunakan pil KB 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek. Sementara itu, jika nilai OR 4 berisiko 2,36 kali lebih besar untuk menderita kanker serviksSyatriani, 2011. ...DESLIFIANI LISMANIAR Wulan SariSri Wardani WardaniAldiga Rienarti AbidinKanker serviks merupakan jenis tumor ganas yang menyerang lapisan permukaan dari serviks. Kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau penyakit tiga besar pada tahun 2019 setelah kanker payudara dan kanker ovarium. Jumlah kasus baru dan kematian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad dari tahun 2016 hingga tahun 2019 terus meningkat, sehingga didapatkan CFR kanker serviks pada tahun 2018 sebesar 17,30% dan tahun 2019 sebesar 17,37%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2020. Jenis penelitian ini analitik kuantitatif dengan desain case control. Lokasi penelitian di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Populasi kasus penelitian ini adalah seluruh penderita kanker serviks di RSUD Arifin Achmad berjumlah 670 orang dan populasi kontrol adalah wanita yang merupakan kerabat dari populasi kasus dan tidak terdiagnosa kanker serviks. Sampel kasus sebanyak 47 orang dan sampel kontrol sebanyak 94 orang. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Alat ukur dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Analisis data dengan univariat dan bivariat chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara usia OR 16,275 95% CI 5,865-45,164, tingkat pendidikan OR 12,190 95% CI 4,894-30,365, paritas OR 11,541 95% CI 4,953-26,889, usia pertama kali berhubungan seksual OR 7,893 95% CI 3,591-17,348, berganti pasangan seksual OR 4,811 95% CI 1,539-15,041 dengan kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pendidikan, membatasi jumlah kelahiran, menghindari hubungan seks sebelum usia 20 tahun, dan tidak berganti pasangan seksual guna mencegah kejadian kanker serviks. Cervical cancer is a type of malignant tumor that attacks the surface layer of the cervix. The incidence of cervical cancer at Arifin Achmad Hospital, Riau Province, was the top three disease in 2019 after breast cancer and ovarian cancer. The number of new cases and deaths of cervical cancer at Arifin Achmad Hospital from 2016 to 2019 continued to increase, so that the CFR of cervical cancer in 2018 was and in 2019 was This research goal to determine the risk factors related with the cervical cancer cases in Arifin Achmad Hospital, Riau Province in 2020. This research type is quantitative analytic with a case control design. The research location at Arifin Achmad Hospital, Riau Province. The case population of this research were 670 cervical cancer patients at the Arifin Achmad Regional Hospital and the control population was women who were relatives of the case population and were not diagnosed with cervical cancer. The case sample was 47 people and the control sample was 94 people. The sampling technique used accidental sampling. The measuring tool in data collecting is a questionnaire. Data analysis was using univariate and bivariate chi-square. The results showed that there were a significant relationships between age OR 16,275 95% CI 5,865-45,164, education level OR 12,190 95% CI 4,894-30,365, parity OR 11,541 95% CI 4,953-26,889, age at first sexual intercourse. OR 7,893 95% CI 3,591-17,348, changing sexual partners OR 4,811 95% CI 1,539-15,041 with the incidence of cervical cancer in Arifin Achmad Hospital, Riau Province. It be hoped that the society can improve education, limiting the number of births, avoid sex before 20 years old, and do not change sexual partners to prevent cervical Nur HidayahViantika KusumasariSuryatiBackground Cervical cancer is a malignant tumor due to the growth of abnormal cells in the female reproductive system. The prevalence of cervical cancer is highest in DIY 4,86 per 1000 population. One of cause cervical cancer is infection of HPV virus that can be caused by age of marriage. Objetive The purose of this study was to determine the relationship of the marriage age with the incidence of cervical cancer. Method The method used in the research is case control study. Sampling technique is purposive sampling. This study used 76 samples, consisting of 38 case groups and 38 control groups. The data were analyzed by chi-squere test. Result Most respondent at the case group first married at age 4 OR = 2,360, status sosial ekonomi OR = 4,087, dan pasangan pria yang tidak disirkumsisi OR = 2,092 merupakan faktor risiko kejadian kanker kunci Kanker serviks, pembalut, sabun, status sirkumsisiAbstractCervical cancer is the most malignant tumor in women in the world particularly in developing countries including Indonesia. In 2007, the number of cervical cancer patients in Dr. Wahidin Sudirohusodo Government General Hospital were 231 cases, declined to 220 in 2008 and further declined to 167 cases in 2009. The aim of this study is to discover the risk of cervicalcancer associated with the use of pads, the use of soap, economic status, and male partners who are not circumcised. The design of this study is a case control. Samples are randomly taken from 213 gynecological patients. Data was collected by interview through the use of a questionnaire. Results of research with analysis of OR showed that the use of low-quality pads OR = 2,320, the use of soap pH > 4 OR = 2,360, socioeconomic status OR = 4,087, and male partners who are not circumcised OR = 2,092 are the risk factors for cervical cancer. Key words Cervical cancer, pad, soap, circumcised statusAir Kotor Bisa Menjadi MediaAnonimAnonim. 2014. Air Kotor Bisa Menjadi Media Penularan Kanker Serviks. Tersedia di air-kotor-bisa-menjadi-media-penularankanker-serviks/ [sitasi 9 juni 2016]Kumpulan naskah lengkap simposium kanker pembunuh nomor satuB BusmarBusmar, B. 1993. Kanker leher rahim. Kumpulan naskah lengkap simposium kanker pembunuh nomor satu. Jakarta Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta Rineka Cipta Dewi, Sawitri, Adiputra, N. 2013. Paparan Asap Rokok dan Higieni Diri Merupakan Faktor Risiko Lesi Prakanker Leher Rahim di Kota Denpasar Tahun 2012. Public Health and Preventive Medicine Archive. 11.R DianandaDiananda, R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta Personal Hygiene Organ Genital dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP DrT IndrawatiH FitriyaniIndrawati, T., Fitriyani, H. 2012. Hubungan Personal Hygiene Organ Genital dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Kariyadi Kota Semarang. Dinamika Kebidanan. 21.Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Siswi MA Al-Hikmah Aeng Deke BlutoR IndriyaniY IndriyawatiIgd PratiwiIndriyani, R., Indriyawati, Y., Pratiwi, IGD. 2012. Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Siswi MA Al-Hikmah Aeng Deke kesehatan Wiraraja Medika. http// article/download/44/25. [sitasi 2 juni 2016].Analisis Perilaku Konsumen Perempuan Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Penggunaan PembalutIreneIrene, et al 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Reproduksi pada Istri Sopir Truk Tangki Dua Perusahaan di Propinsi Sumatera Barat. Jakarta Medika Julina. 2012. Analisis Perilaku Konsumen Perempuan Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Penggunaan Pembalut. a c. i d / i n d e x. p h p / m a r w a h / a r t i c l e / download/498/478 [sitasi 9 juni 2016]
.
  • d0efc0txe8.pages.dev/543
  • d0efc0txe8.pages.dev/113
  • d0efc0txe8.pages.dev/688
  • d0efc0txe8.pages.dev/690
  • d0efc0txe8.pages.dev/128
  • d0efc0txe8.pages.dev/469
  • d0efc0txe8.pages.dev/439
  • d0efc0txe8.pages.dev/153
  • d0efc0txe8.pages.dev/617
  • d0efc0txe8.pages.dev/581
  • d0efc0txe8.pages.dev/446
  • d0efc0txe8.pages.dev/693
  • d0efc0txe8.pages.dev/537
  • d0efc0txe8.pages.dev/382
  • d0efc0txe8.pages.dev/802
  • faktor risiko kanker serviks pdf