SubscribeOur Channel Please Click This : reupload our content but you can share our video.Production 2016 © Copyrights & Trademark
DIPONEGORO – Ch. Anwar Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Februari 1943 Budaya, Th III, No. 8 Agustus 1954 di-parafrasekan menjadi DIPONEGORO Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kekaguman menjadi kobaran api Di barisan depan sekali tuan telah menanti Takkan pernah gentar. meski jumlah Lawan banyaknya seratus kali lipat. Pedang di sebelah kanan, keris di sebelah kiri Berselempangkan kobaran api semangat yang takkan pernah bisa mati. MAJU ! meski Ini barisan yang tak bergenderang-danberpalu namun kami punya Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti menang seSudah itu mati. MAJU! Bagimu Negeriku yang telah Menyediakan kobaran api semangat. tak apa meski kan Punah di atas, takkan pernah mau menghambakan diri biarlah Binasa di atas, asal tak ditindas Sesungguhnya, jalan ajal baru akan tercapai Jika sepanjang hidup harus merasai Maju! Serbu! Serang! Terjang! Februari 1943 Budaya, Th III, No. 8 Agustus 1954 TRIBUNJATENGCOM - Berikut puisi Diponegoro Chairil Anwar: Diponegoro Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak genta. Lawan banyaknya
DIPONEGORO Karya Chairil Anwar Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju. Serbu. Serang. Terjang Puisi yang berjudul “Diponegoro” karya Chairil Anwar ini termasuk puisi yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat semenjak puisi ini muncul pada tahun 1943 sampai sekarang. Chairil Anwar sebagai pengarang ingin menumbuhkan jiwa kepahlawanan, sehingga beliau memilih Diponegoro sebagai judul puisinya. Semangat Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah pada saat itu ingin dihidupkan kembali oleh Chairil Anwar. Menurut saya karya sastra Chairil Anwar yang satu ini sangat menarik, siapapun yang baru pertama kali membacanya pasti sudah bisa merasakan semangat yang begitu besar yang terselip di dalam bait indah yang dituliskan Chairil Anwar ini. Semangat untuk maju dan menyerang tanpa rasa takut sedikitpun. Pada masanya puisi ini bisa membangkitkan semangat patriotisme pejuang-pejuang Indonesia yang sedang bertarung melawan penjajahan kolonialisme Barat. Puisi memang tak lebih dari sebuah tulisan, namun bagi seseorang yang mengerti dan bisa meresapi setiap makna yang terkandung di balik kata dan bait puisi tentunya akan lain, puisi tidak lagi menjadi sebuah tulisan, namun bisa menjadi pengguhah hati dan penyulut api semangat dalam jiwa. Hal ini ingin disampaikan oleh penulis agar para pejuang yang lalu memiliki semangat seperti Pangeran Diponegoro yang tidak pernah gentar dalam melawan penjajah. Apakah puisi semacam itu masih berguna pada masa sekarang yang sudah merdeka? Tentu saja “iya”. Mengapa? Karena dengan mengetahui semangat para pejuang seperti contohnya Pangeran Diponegoro, kita dapat mengambil pelajaran dari masa penjajahan dan mensyukuri kemerdekaan yang telah diraih para pejuang bangsa. Salah satu cara kita menghargai jasa pahlawan adalah tetap mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka, jangan pernah melupakan sejarah. Semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam hati dan jiwa sehingga kita selalu berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
ApresiasiPuisi Penerimaan Chairil Anwar Parafrase Puisi Sajak Sebatang Lisong W.S. Rendra Dalam baris ketujuh hingga sembilan dalam puisi Rendra tersebut dapat diartikan bahwa rakyat setiap hari hanya mendapat janji dari pemerintah. Puisi – Puisi Diponegoro Chairil Anwar ditulis pada tahun 1943 silam. Puisi tersebut menggambarkan keberanian sosok pangeran di masa penjajahan dalam merebut kemerdekaan. Puisi Diponegoro Chairil Anwar merupakan ungkapan kekaguman Chairil terhadap semangat, kegigihan dan pantang menyerah pangeran Diponegoro demi tanah air Indonesia. Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785. Ia merupakan anak dari Sultan Hamengku Buwana III. Diponegoro Di masa pembangunan ini…Tuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi api.. Di depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus kali….Pedang di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa mati… MAJU… Ini barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbu…. Sekali berartiSudah itu mati…. MAJU… Bagimu NegeriMenyediakan api…. Punah di atas menghamba…Binasa di atas ditindas…Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai…Jika hidup harus merasai… Maju…Serbu…Serang…Terjang… Februari 1943. Demikian naskah puisi Diponegoro Chairil Anwar. Tags Berita Baru Berita Baru Jatim Berita Jatim Chairil Anwar Diponegoro Pangeran Diponegoro Puisi Chairil Puisi Chairil Anwar Puisi Diponegoro Chairil Anwar .
  • d0efc0txe8.pages.dev/526
  • d0efc0txe8.pages.dev/222
  • d0efc0txe8.pages.dev/366
  • d0efc0txe8.pages.dev/817
  • d0efc0txe8.pages.dev/552
  • d0efc0txe8.pages.dev/272
  • d0efc0txe8.pages.dev/141
  • d0efc0txe8.pages.dev/826
  • d0efc0txe8.pages.dev/316
  • d0efc0txe8.pages.dev/989
  • d0efc0txe8.pages.dev/684
  • d0efc0txe8.pages.dev/35
  • d0efc0txe8.pages.dev/231
  • d0efc0txe8.pages.dev/906
  • d0efc0txe8.pages.dev/295
  • parafrase puisi diponegoro karya chairil anwar